Tiket Pesawat Mahal ke Lombok Jadi Pemicu Inflasi NTB di Atas Rata-rata Nasional

DKLIKNEWS – Bulan Februari 2023 tingkat inflasi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 6,3 persen. Inflasi ini lebih tinggi dari inflasi nasional yang berada di posisi 5,4 persen. Gubernur H. Zulkieflimansyah mengakui tingginya inflasi di NTB ini disebabkan mahalnya harga beras dan harga tiket pesawat (khususnya tujuan Bima).

Baca Juga: Pilkada Lombok Barat 2024, Duet Farin - Nurhidayah Disebut Berpeluang Maju

''Sebab inflasi karena harga beras. Ini serba salah, karena harga beras tinggi di luar NTB,’’ katanya Senin 27 Maret 2023. Petani mengeluh karena harga berasnya rendah, tapi hukum ekonomi biasa saja. ‘’Ketika di Jawa harga tinggi, mereka lebih banyak menjual beras dan gabahnya ke Jawa,'' tambahnya.

Baca Juga: Kapal Tangker Terbakar Tak Ganggu Masyarakat Ampenan, Distribusi BBM Tetap Lancar

Gabah dan beras NTB dikirim ke luar daerah berpengaruh terhadap stok beras di NTB, sehingga stok beras di NTB berkurang. Untuk itu, kata Gubernur, hal ini juga berlaku hukum ekonomi, ketika  barang lebih sedikit, harganya relatif tinggi.

Baca Juga: Inilah Nama-nama Anggota Tim Pansel Calon Anggota Bawaslu NTB

''Sedang dicari cara supaya petani kita tetap menikmati kenaikan harga yang relatif baik, tapi jangan sampai tidak ada stok di sini. Kan repot kita kalau nggak ada stok,’’ ujar gubernur, padahal NTB lumbung pangan nasional. Saat harga tinggi di luar daerah, petani beramai-ramai mengirim gabah dan beras ke luar, sehingga berpengaruh terhadap stok beras di NTB.

Baca Juga: PBB Kesulitan Rekrut Bakal Calon Legislatif, Terutama dari Perempuan

Kondisi ini mesti diatur sama Bulog, supaya masyarakat mau menjual beras dengan harga yang tidak jauh beda dengan harga di pulau Jawa.

Penyebab inflasi yang kedua, ujarnya, harga tiket pesawat mahal. Terutama yang ke Bima. Mahalnya harga tiket pesawat ke Bima, karena  karena permintaannya banyak. Walau harganya mahal,  yang antre membeli tiket pesawat juga cukup banyak.

Baca Juga: Hati-hati Libatkan Diri dalam Politik Praktis, Perangkat Desa Bisa Dipidana

Jika selisih biaya perjalanan darat dan udara sekitar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu, maka masyarakat lebih memilih penerbangan udara ke Bima. ''Ini yang perlu disiasati, apalagi mendekati liburan, mobilitas warga di Bima semakin ramai. Kamis kami akan berkoordinasi supaya hal-hal ini bisa diatasi,’’ katanya. Untuk penerbangan ke Bima, kalau bisa frekuensi pesawatnya lebih banyak, sehingga akan lebih kompetitif harganya. Pemda tidak punya pesawat.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolda NTB Irjen Pol. Djoko Poerwanto menyebutkan, mengatasi masalah inflasi ini, semua pihak harus bersama menjaga ketersediaan bahan pokok penting dan menjaga distribusinya. Pihaknya tidak akan memberikan toleransi terhadap  penimbunan kebutuhan pokok dan harus bersama-sma untuk melakukan penanganan. ''Dalam menjaga ini harus semua pihak, tidak bisa satu pihak dalam menjaga bahan pokok penting, terutama di bulan Ramadhan,’’ ucapnya.

Khusus di Polda NTB, dia sudah memerintahkan tiap Polres dikontrol Dirkrimsus dan Dirkrimtel untuk setiap hari melaporkan ketersediaan barang dan harga. ''Kalau ada penimbunan akan ada penindakan sesuai dengan aturan,’’ tegas Kapolda. Pengawasan bahan makanan juga sama, tidak bisa bergerak sendiri, tapi harus bersama-sama.